(AP/Bebeto Matthews). Bendera Palestina dikibarkan setelah hasil pemungutan suara mengakui Palestina sebagai sebuah negara di New York, Jumat (30/11).
Ramallah, (Analisa). Warga
Palestina, Jumat (30/1), meluapkan kegembiraan setelah Persatuan
Bangsa-Bangsa (PBB) mengesahkan status Palestina sebagai negara merdeka.
Keputusan Majelis Umum yang
bersejarah Kamis malam untuk menerima "Palestina" sebagai satu negara
pengamat bukan anggota, mengabulkan tuntutan kemerdekaan atas 4,3 juta
warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat, Jerusalem Timur dan Jalur
Gaza.
Israel masih menduduki dua wilayah tadi dan melanjutkan pembatasan akses menuju Gaza, yang dikuasai oleh kelompok militan Hamas
Dengan meraih persetujuan pada forum dunia itu, warga Palestina berharap hal ini dapat membuat sulit Israel untuk melawan tekanan dunia untuk membahas perbatasan atas masa depan Palestina berdasarkan pada garis yang Israel kuasai sebelum merebut Tepi Barat, Jerusalem Timur dan Gaza pada 1967.
Pengakuan secara besar-besaran internasional atas hak Palestina menjadi sebuah negara - hanya sembilan dari 193 negara anggota Majelis Umum yang memilih menentang opsi tersebut - memberikan mereka harapan bahwa haluan berpihak pada mereka.
"Kami merasa senang menjadi sebuah negara, meski hanya sebuah nama," kata pegawai negeri Mohammed Srour (28), mengibarkan bendera di antara kerumunan lebih dari 200 orang di alun-alun kota Ramallah, Tepi Barat.
"Mimpi paling indah setiap manusia adalah memiliki negara merdeka, terutama bagi kami warga Palestina yang tinggal di bawah pendudukan sejak lama."
Sementara itu,pesawat-pesawat tempur Israel terus berputar di udara di atas pusat Gaza, Palestina kendati telah dicapai gencatan senjata.
"Manuver pesawat militer Israel setiap saat selalu mengawasi seluruh wilayah Jalur Gaza," kata Ibrahim Dally, warga Gaza, di Kota Gaza, Jumat.
"Israel memang selalu mengkhianati perjanjian dan tidak peduli gencatan senjata," ujar Ibrahim, merujuk pada gencatan senjata Israel-Hamas yang dimediasi Mesir baru-baru ini.
Wilayah Gaza-Tepi Barat merupakan hasil dari pembagian wilayah antara Palestina-Israel secara sangat tidak adil di masa penjajahan Inggris.
Israel kemudian memproklamirkan kemerdekaannya di atas Palestina pada 1948.(AP/echo/Ant)
Israel masih menduduki dua wilayah tadi dan melanjutkan pembatasan akses menuju Gaza, yang dikuasai oleh kelompok militan Hamas
Dengan meraih persetujuan pada forum dunia itu, warga Palestina berharap hal ini dapat membuat sulit Israel untuk melawan tekanan dunia untuk membahas perbatasan atas masa depan Palestina berdasarkan pada garis yang Israel kuasai sebelum merebut Tepi Barat, Jerusalem Timur dan Gaza pada 1967.
Pengakuan secara besar-besaran internasional atas hak Palestina menjadi sebuah negara - hanya sembilan dari 193 negara anggota Majelis Umum yang memilih menentang opsi tersebut - memberikan mereka harapan bahwa haluan berpihak pada mereka.
"Kami merasa senang menjadi sebuah negara, meski hanya sebuah nama," kata pegawai negeri Mohammed Srour (28), mengibarkan bendera di antara kerumunan lebih dari 200 orang di alun-alun kota Ramallah, Tepi Barat.
"Mimpi paling indah setiap manusia adalah memiliki negara merdeka, terutama bagi kami warga Palestina yang tinggal di bawah pendudukan sejak lama."
Sementara itu,pesawat-pesawat tempur Israel terus berputar di udara di atas pusat Gaza, Palestina kendati telah dicapai gencatan senjata.
"Manuver pesawat militer Israel setiap saat selalu mengawasi seluruh wilayah Jalur Gaza," kata Ibrahim Dally, warga Gaza, di Kota Gaza, Jumat.
"Israel memang selalu mengkhianati perjanjian dan tidak peduli gencatan senjata," ujar Ibrahim, merujuk pada gencatan senjata Israel-Hamas yang dimediasi Mesir baru-baru ini.
Wilayah Gaza-Tepi Barat merupakan hasil dari pembagian wilayah antara Palestina-Israel secara sangat tidak adil di masa penjajahan Inggris.
Israel kemudian memproklamirkan kemerdekaannya di atas Palestina pada 1948.(AP/echo/Ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar