Mekkah (ANTARA
News) - Sebanyak 200 jamaah haji Indonesia, umumnya kalangan berusia
lanjut, meninggal dunia hingga Rabu, dengan terbanyak mencapai belasan
sehari sejak hari wukuf di Arafah 25 Oktober 2012 yang dilanjutkan dengan hari-hari mabit di Muzdalifah dan melontar jumrah di Mina.
"Hari-hari tersebut memang rawan dari sisi kesehatan karena banyak
menguras tenaga, terutama bagi jamaah usia lanjut," kata dr Ramon
Andreas, dokter kesehatan Daerah Kerja Mekkah, Rabu, dokter yang telah
berulang-kali menjadi petugas kesehatan haji.
Seharusnya tak perlu memaksakan diri menjalankan ibadah, atur waktu
yang senggang dan jangan lupa banyak minum dan makan untuk menambah
energi, kata Ramon terkait kebiasaan para jamaah Indonesia yang
kadang-kadang terlalu bersemangat beribadah sampai lupa kondisi
kesehatannya.
Kini arus lalu lintas di jalan yang sebelumnya banyak ditutup dan
kemacetan terjadi di mana-mana di kota Mekkah, mulai lancar.
"Bus-bus angkutan jamaah haji Indonesia dari pondokan ke Masjidil
Haram dan sebaliknya juga telah dioperasikan kembali", kata Kepala Seksi
Transportasi Daker Mekkah Deny Kusdyana.
Sejak 26 Oktober 2012, ketika para jamaah haji kembali dari Arafah
untuk mabit di Muzdalifah dan melontar jumrah di Mina, praktis arus
lalulintas di sekeliling Mina, termasuk di Mekkah, mengalami kemacetan
total. Polisi menutup sejumlah jalan untuk memberikan kesempatan
berjalan kaki kepada tiga jutaan jamaah haji yang melontar di Jamarat.
Saat itu praktis ongkos dari Mina ke Masjidil Haram atau sebaliknya
yang biasanya hanya dua riyal dipatok para pengemudi kendaraan
pengompreng dan ojek sepeda motor menjadi sekitar 50 riyal sampai 100
riyal per orang, bahkan bisa lebih tarifnya tergantung hasil negosiasi.
Selama tiga sampai empat hari `lautan manusia` memenuhi Mina dan
Masjidil Haram. Mereka melakukan ibadah lempar jumrah serta tawaf dan
sa`i.
Saat-saat lalulintas `macet` total itulah sejumlah jamaah berusia
lanjut harus berjalan kaki mencapai sekitar tujuh sampai delapan
kilometer dan bahkan lebih dari pondokannya dan kembali lagi dalam
sehari untuk menjalankan ibadah.