Waktu
terasa berputar begitu cepat, dan bulan penuh berkah ini akan
meninggalkan segenap umat Muslim sebelum berjumpa kembali satu tahun
mendatang. Ada satu kewajiban lagi yang harus ditunaikan umat Muslim,
yakni berzakat fitrah.
Inilah
salah satu keharusan di Ramadhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Jadi, bisa dikatakan zakat fitrah merupakan rangkaian kesempurnaan
ibadah seorang Muslim ketika mengarungi puasa Ramadhan ini.
Yang berkewajiban membayar
Pada
prinsipnya, setiap muslim diwajibkan untuk mengeluarkan zakat fitrah
untuk dirinya , keluarganya dan orang lain yang menjadi tanggungannya
baik orang dewasa, anak kecil, laki-laki maupun wanita. Berikut adalah
syarat yang menyebabkan individu wajib membayar zakat fitrah:
- Individu yang mempunyai kelebihan makanan atau hartanya dari keperluan tanggungannya pada malam dan pagi hari raya.
- Anak yang lahir sebelum matahari jatuh pada akhir bulan Ramadhan dan hidup selepas terbenam matahari.
- Memeluk Islam sebelum terbenam matahari pada akhir bulan Ramadhan dan tetap dalam Islamnya.
- Seseorang yang meninggal selepas terbenam matahari akhir Ramadhan.
Besar Zakat
Besar zakat yang dikeluarkan menurut para ulama adalah sesuai penafsiran
terhadap hadits adalah sebesar satu sha’ atau kira-kira setara dengan
3,5 liter atau 2.5 kg makanan pokok (tepung, kurma, gandum, aqith) atau
yang biasa dikonsumsi di daerah bersangkutan (Mazhab syafi’i dan Maliki)
Waktu Pengeluaran
Zakat
Fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadhan, paling lambat sebelum
orang-orang selesai menunaikan Shalat Ied. Jika waktu penyerahan
melewati batas ini maka yang diserahkan tersebut tidak termasuk dalam
kategori zakat melainkan sedekah biasa.
Penerima Zakat
Penerima Zakat secara umum ditetapkan dalam 8 golongan/asnaf (fakir,
miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharimin, fisabilillah, ibnu sabil)
namun menurut beberapa ulama khusus untuk zakat fitrah mesti
didahulukan kepada dua golongan pertama yakni fakir dan miskin. Pendapat
ini disandarkan dengan alasan bahwa jumlah/nilai zakat yang sangat
kecil sementara salah satu tujuannya dikeluarkannya zakat fitrah adalah
agar para fakir dan miskin dapat ikut merayakan hari raya.
Berikut penjelasan dari 8 golongan itu :
Fakir,
“Fakir dalam persoalan zakat ialah orang yang tidak mempunyai barang
yang berharga dan tidak mempunyai kekayaan dan usaha sehingga dia sangat
perlu ditolong keperluannya”.
Miskin,
Sekali lagi bahwa zakat itu hutang kepada Allah : “Miskin dalam
persoalan zakat ialah orang yang mempunyai barang yang berharga atau
pekerjaan yang dapat menutup sebagian hajatnya akan tetapi tidak
mencukupinya, seperti orang memerlukan sepuluh dirham tapi hanya
memiliki tujuh dirham saja. Jadi dengan kaidah di atas, bahwa fakir itu
lebih parah dari miskin.
Amil,
“Amil ialah orang yang ditunjuk untuk mengumpulkan zakat, menyimpannya,
membaginya kepada yang berhak dan mengerjakan pembukuannya”
Mualaf, Mualaf ada 4 macam :
Pertama : Mualaf muslim ialah orang yang sudah masuk Islam tapi niatnya
atau imannya masih lemah,maka diperkuat dengan diberi Zakat.
Kedua :
Orang telah masuk Islam dan niatnya cukup kuat, dan ia terkemuka di
kalangan kaumnya. Ia diberi zakat dengan harapan kawan kawannya akan
tertarik masuk Islam.
Ketiga : Mualaf yang dapat membendung kejahatan orang kafir yang di sampingnya.
Keempat : Mualaf yang dapat membendung kejahatan orang yang membangkang membayar zakat.
Bagian
ketiga dan keempat kita beri zakat sekiranya mereka kita perlukan,
misalnya karena mereka kita beri zakat, maka kita tidak usah menyediakan
angkatan bersenjata guna menghadapi kaum kafir atau pembangkang zakat
yang biayanya pun akan lebih besar. Adapun polongan pertama dan kedua
maka kita beri zakat tanpa syarat”.
Riqab,
Yang artinya mukatab ialah budak belian yang diberi kebebasan usaha
mengumpulkan kekayaan agar ia dapat menebus dirinya untuk merdeka. Dalam
hal ini ada syarat, bahwa yang menguasai atau memilikinya sebagai budak
belian itu bukan si muzakki sendiri sebab jika demikian maka uang zakat
itu akan kembali kepadanya saja. Demikian Al Bajuri jilid 1 halaman 294
: “Adapun mukatab oleh atau bagi muzakki tidak boleh diberi zakatnya,
karena faidah pemberian zakat itu akan kembali kepadanya”.
Gharim, Gharim ada tiga macam :
Pertama : orang yang meminjam guna menghindarkan fitnah atau mendamaikan pertikian/permusuhan.
Kedua : orang yang meminjam guna keperluan diri sendiri atau keluarganya untuk hajat yang mubah.
Ketiga :
orang yang meminjam karena tanggungan, misalnya para pengurus masjid,
madrasah atau pesantren menanggung pinjaman guna keperluan masjid,
madrasah atau pesantren itu”
Sabilillah.,
“Sabilillah ialah jalan yang dapat menyampaikan sesuatu karena ridla
Allah baik berupa ilmu maupun amal. Jumhur Ulama mengartikan sabilillah
di sini adalah perang. Bagian sabilillah (dari zakat) itu diberikan
kepada para angkatan bersenjata yang lillahi-ta’ala artinya tidak
mendapat gaji dari pemerintah.” Pada zaman ini yang paling pentig bagian
sabilillah itu ialah guna membiayai para propagandis Islam dan mengirim
mereka ke negara-negara non Islam guna penyiaran agama Islam oleh
lembaga lembaga Islam yang cukup teratur dan terorganisasi. Termasuk
sabilillah ialah nafkah para guru-guru sekolah yang mengajarkan ilmu
syariat dan ilmu-ilmu lainnya yang diperlukan oleh masyarakat umum” Soal
sabilillah ini sebaiknya kita mengambil faham yang luas, sebab jika
mengambil faham yang sempit sekarang ini di Indonesia tidak ada
sabilillah.
Ibnussabil,
“Adapun ibnusabil ialah orang yang mengadakan perjalanan dari negara di
mana dikeluarkan zakat, atau melewati negara itu. Dia dia diberi zakat
jika memang menghajatkan dan tidak bepergian untuk ma’siat”. Bagian ini
tidak setiap waktu ada, akan tetapi baiklah untuk itu disediakan
sekedarya.